Selasa, 05 Agustus 2008


Harga Jual Cabai Merah Terus Anjlok

Pagaralam, Kompas - Harga jual cabai merah di sentra perkebunan sayur di Kota Pagaralam, Sumatera Selatan, terus anjlok. Minggu (20/8) lalu harga cabai sudah berada di titik terendah selama beberapa bulan belakangan ini, yaitu Rp 2.300 per kilogram.

Kondisi ini mengakibatkan penghasilan para petani cabai menurun, bahkan sebagian dari mereka rugi ratusan hingga jutaan rupiah. Beberapa petani di kaki Gunung Dempo, Pagaralam, Minggu, mengatakan, harga terakhir ini jauh di bawah harga normal, yaitu sekitar Rp 12.000 per kilogram (kg). Diperkirakan, harga cabai merosot akibat terjadi panen besar—di banyak tempat—sehingga stok melimpah.

Beberapa petani bahkan mengaku kesulitan menjual cabai kepada pedagang, kecuali kepada pedagang langganan.

Pariman (52), petani di Kelurahan Dempo Selatan, Kecamatan Pagaralam Utara, menuturkan, ia menanam sekitar 5.000 batang cabai dengan modal Rp 7 juta. Tanaman yang mulai dipanen sejak akhir Juli itu diperkirakan menghasilkan 2,5 ton cabai. Jika cabai hanya laku Rp 2.300 per kg, hasil penjualannya hanya mencapai Rp 5,75 juta. Berarti, dia rugi Rp 1,25 juta dalam waktu lima bulan.

"Tanaman cabai sempat terkena angin kering sehingga sebagian bunga dan daunnya rontok. Biasanya satu batang tanaman bisa menghasilkan 1 kg cabai. Sekarang hanya dapat setengahnya," kata Pariman.

Bulan Mei lalu harga jual cabai masih Rp 5.000 per kg. Namun, awal Juli harga cabai turun menjadi Rp 3.000 per kg. Pertengahan Juli harga cabai kembali turun menjadi Rp 2.500 per kg, dan awal Agustus harganya tinggal Rp 2.300 per kg.

Pasokan melimpah

Harga cabai yang tidak menentu ini diduga kuat akibat pengaruh pasokan cabai yang turun naik. Saat panen besar harga jual biasanya merosot, tetapi di saat pasokan sedikit harga cabai bisa mencapai Rp 25.000 per kg, seperti yang terjadi saat Lebaran tahun lalu.

Petani mengaku pasrah dengan situasi harga yang turun naik ini karena tidak berdaya untuk ikut menentukan harga. Mereka hanya berharap pemerintah membantu mengatur pola penanaman cabai di beberapa wilayah sehingga tidak ada panen bersama yang menyebabkan stok cabai berlebihan. (iam/mul)